Senin, 03 November 2014

bisakah dirimu menutup bibirmu?
ya, sekarang juga.

sekarang biarkan aku menyuarakan isi kepalaku.
"aku tidak suka orang yang menikung sahabatnya, apalagi mungkin kau tidak jauh lebih baik darinya,
harusnya kau diam saja dan susrh sahabatmu berubah, bukan mengumbar aibnya apalagi dihadapanku,"

"sudahkah aku bilang padamu, tak perlu kau buatku cemburu dengan kelakuanmu, karena aku sama sekali tidak tertarik untu mencemburuimu, uruslah urusanmu sendiri, jangan ganggu aku, kalau kau memang menganggapku saudarimu anggaplah aku seperti itu saja, karena pantang bagiku melukai hati sesama wanita,

"kau memang tau rahasiaku kau mungkin tahu lebih banyak dari yang kuduga, tapi mulai sekarang aku berharap padamu,.... jangan hubungiku, jangan menjadikanku orang ketiga karena aku lelah menjadi orang ketika diantara hubungan dua manusia, dan biarkan aku menempuh hidup dengan bhagia."


kepada orang yang sekarang menyukaiku,
aku tidak tahu ini swaksangkaku atau memang begitu adanya rupa jiwamu

aku menyadari kau ragawimu sempurna
ku akui itu

aku juga menyadari kau diam meski sebenarnya kau berontak seperti cacing kepanasan
aku menyukaimu,
tapi bukan sebagai seorang wanita normal kpd pria,
melainkan sahabat
belum mampu aku meninggalkan pesakitanku ini
karena aku tahu akan jauh lebih sakit nanti jika aku melangkah.

menggapaimu itu mudah
namun merangkaimu dengan kepribadianku itu nyaris susah
apalagi kau tahu kita belum begitu cocok.

anggaplah aku sebagai temanmu saja, aku tidak mau mengecewakanmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar